??Suatu ketika, ada seorang pemuda yang mempunyai sebuah bibit bunga mawar. Ia ingin sekali menanam mawar itu di kebun belakang rumahnya. Pupuk dan sekop kecil telah disiapkan. Bergegas, disiapkannya pula pot kecil tempat mawar itu akan tumbuh berkembang. Dipilihnya pot yang terbaik, dan diletakkannya pot itu di tempat yang cukup mendapat sinar matahari. Ia berharap bibit ini, dapat tumbuh dengan sempurna.

Jiwa manusia adalah juga seperti kisah tadi. Di dalam setiap jiwa, selalu ada ” mawar” yang tertanam. Tuhan yang menitipkannya kepada kita untuk dirawat. Tuhan lah yang meletakkan kemuliaan itu di setiap kalbu kita. Layaknya taman-taman berbunga, sesungguhnya di dalam jiwa kita, juga ada tunas mawar dan duri yang akan merekah.

Namun sayang, banyak dari kita hanya melihat “duri” yang akan tumbuh. Banyak dari kita hanya melihat sisi buruk dari kita yang akan berkembang. Kita sering menolak keberadaan kita sendiri. Kita kerap kecewa dengan diri kita dan tak mau menerimanya. Kita berpikir bahwa hanya hal-hal yang melukai yang akan tumbuh dari kita. Kita menolak menyirami “hal-hal baik” yang sebenarnya telah ada. Dan akhirnya, kita kembali kecewa, kita tak pernah menyadari potensi yang kita miliki.

Biarkan mawar-mawar indah itu merekah dalam hatimu. Biarkan kelopaknya memancarkan cahaya Ilahi. Biarkan tangkai-tangkainya memegang teguh harapan dan impianmu. Biarkan putik-putik yang dikandungnya menjadi bibit dan benih kebahagiaan baru bagimu. Sebarkan tunas-tunas itu kepada setiap orang yang kita temui, dan biarkan mereka juga menemukan keindahan mawar-mawar lain dalam jiwa mereka. Sampaikan salam perdamaian, agar kita dapat menuai bibit-bibit mawar itu kepada setiap insan, dan menumbuhkembangkannya di dalam taman-taman hati kita.??

Print Friendly